Pontianak
merupakan sebuah ibu kota propinsi yang seharusnya dapat dijadikan contoh, baik
dari segi tata ruang maupun dari segi ekonomi. Jika dilihat dari seni
arsitektur dalam kota, Pontianak sudah menjadi salah satu kota megah dengan
gedung yang tidak kalah dibanding dengan kota lain se Indonesia, akan tetapi
Pontianak juga memiliki problem yang pada umumnya dimiliki oleh kota-kota besar
di Indonesia yaitu kemiskinan.
Dalam tulisan
ini penulis akan sedikit memberi persamaan antara masalah kemiskinan dan
masalah banjir yang sedang melanda ibu kota kita tercinta ini.
Seperti masalah
yang sedang kita alami saat ini yaitu banjir yang melanda kota Pontianak,
kemiskinan bukan masalah yang asing lagi bagi kota Pontianak yang kita cintai
ini. Berikut akan dijelaskan cara memusiumkan masalah-masalah kemiskinan
seperti halnya memusiumkan masalah banjir:
1. membuat
lapangan pekerjaan lebih luas lagi
Jika banjir maka
yang terjadi adalah saluran yang ada tidak cukup untuk melanjutkan arus. Begitu
juga dengan kemiskinan, pengangguran yang terjadi karena lapangan pekerjaan di
Pontianak ini tidak cukup untuk menampung tenaga mereka.
Sebenarnya
lapangan pekerjaan di Pontianak ini tidaklah kurang, akan tetapi lapangan
pekerjaan yang ada hanya membutuhkan sumberdaya manusia yang berintelektual.
Apa jadinya jika ada air yang jernih kita memilih air yang lebih keruh.
Lapangan
pekerjaan yang saya maksud disini yaitu misalnya,
a.
Pabrik meubel sosial kota Pontianak
Pabrik ini
berisikan para tuna karya, para gelandangan dan para pengemis sebagai
pekerjanya, selanjutnya diharapkan partisipasi pemerintah dan para donator
untuk membangun dan mengelola pabrik ini. Mungkin pada awalnya pabrik ini
membutuhkan kerja keras dari pihak-pihak terkait, namun akan sangat bermanfaat
positif sekali jika pabrik ini sudah berdiri sendiri, dan dapat memberikan
kontribusi lebih untuk kota Pontianak tercinta ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar